Malam pergantian tahun terasa begitu istimewa. Cahaya kembang api menerangi langit malam, seolah menyambut datangnya harapan baru. Di sebuah rumah kecil, keluarga sedang berkumpul sambil menikmati hidangan hangat. Setelah acara makan malam, mereka duduk melingkar, saling bertukar cerita dan harapan untuk tahun yang akan datang.

“Selamat Tahun Baru semuanya!” ucap Bunda dengan senyum lebar. “Semoga tahun ini kita semua diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan.”

“Amin,” jawab mereka serempak.

Ayah kemudian memulai perbincangan, “Anak-anak, apa resolusi kalian untuk tahun ini?”

“Aku ingin bisa lebih rajin belajar dan mendapatkan nilai yang lebih baik,” ujar Andi, anak sulung.

“Aku ingin bisa bermain piano dengan lebih lancar,” timpal Dina, adik perempuan Andi.

“Kalau aku ingin bisa membuat kue sendiri,” kata Budi, si bungsu dengan semangat.

Satu per satu, mereka mengungkapkan harapan dan cita-cita mereka. Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti ruangan.

“Resolusiku tahun ini adalah ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga,” ucap Ayah. “Kita bisa jalan-jalan ke tempat-tempat baru atau sekadar piknik di taman.”

“Aku juga ingin lebih banyak berbuat baik kepada sesama,” tambah Bunda.

Setelah saling berbagi harapan, mereka pun membuat sebuah pohon harapan. Masing-masing menuliskan resolusi mereka pada kertas kecil lalu menempelkannya pada pohon tersebut. Pohon harapan itu menjadi simbol semangat dan tekad mereka untuk meraih semua yang telah dicita-citakan.

Di tengah malam, mereka keluar rumah untuk menyaksikan kembang api. Cahaya kembang api yang indah seolah membakar semangat mereka untuk meraih kesuksesan di tahun yang baru.

Pesan Moral:

Cerita ini mengajarkan kita pentingnya memiliki harapan dan cita-cita. Dengan adanya resolusi, kita akan termotivasi untuk bekerja keras dan mencapai tujuan yang kita inginkan. Selain itu, cerita ini juga menekankan pentingnya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat dalam meraih kesuksesan.

Categorized in:

Kisah,